ASEAN Semakin Penting dan Diperlukan

Himpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN telah memasuki usia 54 tahun. Peran organisasi antarpemerintah ini semakin dibutuhkan di tengah meningkatnya ketegangan persaingan geopolitik global. Kompas melakukan wawancara khusus dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn di Jakarta pada hari Senin (17/4/2023). Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana cara mengimplementasikan sentralitas ASEAN secara nyata?

Sentralitas ASEAN ini telah lama dibahas dan diperdebatkan. Kita melihat tantangan di dunia semakin kompleks dan multidimensional, tidak hanya di isu politik, ekonomi, dan keamanan. Sekarang, isu-isu itu berkaitan dengan krisis iklim, krisis energi, krisis pangan, dan persoalan universal lainnya.

Justru, dengan perkembangan ini, sentralitas ASEAN menjadi sangat diperlukan karena ini adalah bukti serta jaminan bahwa ASEAN tidak berpihak pada kubu mana pun. ASEAN juga tidak mengajak pihak lain untuk membentuk kubu baru. Dari prinsip ini, ASEAN berusaha memimpin pencarian solusi dengan cara-cara yang kita bangun.

Negara-negara sahabat yang menjadi mitra wicara kita memahami prinsip sentralitas ASEAN ini. Sejak awal, mekanisme ASEAN mengedepankan dialog dan konsultasi karena dari dua hal ini kita bisa membangun kepercayaan diri dan saling percaya dengan para mitra. Kepercayaan merupakan landasan dari jaminan bahwa semua yang kita lakukan itu inklusif dan transparan.

Memang, ada masalah persaingan geopolitik dan perang dagang. Akan tetapi, ini bukan isu baru. Sejak awal, tujuan ASEAN ialah menjaga keamanan dan kestabilan wilayah Asia Tenggara. Caranya dengan mengedepankan agenda peningkatan kesejahteraan bersama.

Bagaimana sentralitas ASEAN ini diterapkan dalam pembahasan Laut China Selatan?

Proses ini telah berlangsung lama. Bahkan, sejak tahun 2002 niat membuat kode panduan (code of conduct/COC) mengenai Laut China Selatan sudah dilontarkan. ASEAN dan China sebagai pihak-pihak terkait Laut China Selatan telah mengadopsi dokumen panduan dan sekarang masih membahas perumusan COC.

Tidak ada yang bisa menentukan jumlah waktu yang diperlukan untuk menggodok COC ini karena proses sangat penting. Kita tidak boleh melakukannya secara terburu-buru karena COC harus substantif, berbobot, dan bermakna bagi semua pihak terkait.

ASEAN mengangkat sentralitas ini secara lebih luas dalam Pandangan Indo-Pasifik ASEAN (AOIP). Apakah para mitra wicara, terutama negara-negara adidaya benar-benar mau menerima konsep ini?

Sejak tahun 2019, berbagai negara memunculkan konsep Indo-Pasifik masing-masing. ASEAN juga membuat konseptersendiriyang menekankan kepada empat prioritas, yaitu kerja sama kelautan, keterhubungan, melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDGs) 2023, dan kerja sama ekonomi maupun di berbagai sektor yang menghasilkan kesejahteraan serta keajegan di wilayah Asia Tenggara.

Semua negara yang ingin berinvestasi di ASEAN wajib mengikuti AOIP. Melalui konsep ini, kita bisa meminimalisir risiko, bahna mencegah masuknya persaingan politik global ke dalam wilayah Asia Tenggara. AOIP diterjemahkan ke dalam berbagai proyek nyata yang membuka ruang kerja sama inklusif.

Dalam pelaksanaannya, semua pihak berkomitmen menerapkan AOIP. Wilayah Asia Tenggara yang aman dan damai ini penarik kedatangan investasi asing sehingga semua pihak ingin menjamin keberlangsungannya. Persaingan antarnegara bisa dilakukan secara sehat dan kompetitif tanpa harus mengorbankan kestabilan wilayah.

Proyek-proyeknya antara lain adalah kerja sama kelautan dalam memerangi penangkapan ikan ilegal dan dalam melestarikan biota laut. Ada pula kerja sama keamanan maritim dalam membuat regu penyelamat gabungan. Dalam sektor keterhubungan adalah meningkatkan transportasi antarnegara ASEAN maupun dengan luar kawasan sehingga memungkinkan meningkatkan ekspor dan impor.

Seperti apa ketertarikan pihak luar untuk bekerja sama dengan ASEAN?

Besar sekali. ASEAN memiliki pertumbuhan ekonomi paling dinamis di wilayah mana pun di dunia. Tawaran kerja sama terus berdatangan. Sebagai gambaran, saat ini ada 95 negara yang memiliki duta besar khusus ASEAN. Misi khusus ASEAN ini hanya membahas proyek kerja sama maupun investasi negara tersebut di ASEAN. Ini saja sudah menunjukkan betapa pentingnya ASEAN bagi dunia.

Bagaimana meningkatkan persaingan ekonomi intra-ASEAN, sementara komoditas yang dihasilkan oleh negara-negara anggota ASEAN relatif sama?

Memang sebagai kawasan tropis kita memiliki keanekaragaman hayati serupa, tetapi tidak dalam jumlah yang sama. Misalnya, Indonesia memproduksi kopi paling banyak di ASEAN sehingga diekspor ke negara-negara lain di Asia Tenggara. Thailand berlimpah dalam produksi beras yang kemudian dijual ke tetangga-tetangganya. Konsep ini bisa membangun jaringan ketahanan pangan ASEAN. Wilayah kita ini memiliki 670 juta penduduk.

Demikian pula dengan ketahanan energi. Misalnya, Singapura berencana mengimpor listrik dari Kamboja. Kita berpikir sebagai satu kesatuan wilayah yang saling memberdayakan dan memastikan tidak ada anggota kita yang mengalami kekurangan pangan maupun energi.

Di sektor pariwisata, kita terus mendorong pergerakan masyarakat ASEAN untuk saling mengunjungi. Apalagi, perjalanan intra-ASEAN tidak memerlukan visa. Warga Indonesia yang mau ke negara lain di ASEAN misalnya, cukup membawa paspor dan bisa berjalan-jalan selama 30 hari.

Kita tidak mengurangi ekspor ke luar kawasan. Justru, kita meningkatkan perputaran ekonomi intra-ASEAN dan pada saat yang sama juga meningkatkan ekspor ASEAN ke luar negeri. Pertumbuhan ASEAN di akhir tahun 2023 diperkirakan 4,7 persen. Tahun depan, perkiraannya naik 5 persen.

Ini belum termasuk penguatan kerja sama non ekonomi. ASEAN ingin meningkatkan program pemberdayaan pemuda dan perempuan di kawasan. Selain memperbanyak kesempatan beasiswa ke negara-negara mitra wicara, kita juga mengusahakan lebih banyak lagi program pertukaran intra-ASEAN agar pemuda Asia Tenggara benar-benar merasa memiliki wilayah ini.

Antusiasme negara-negara mitra wicara tinggi. Provinsi Hainan di China, contohnya, setiap tahun menyediakan 100 beasiswa untuk mahasiswa ASEAN. Amerika Serikat mempunyai beasiswa untuk pemimpin muda ASEAN. Demikian pula dengan negara-negara lain yang memiliki beasiswa atau setidaknya program pertukaran pelajar diperuntukkan khusus mahasiswa ASEAN.

Bagaimana memastikan setiap anggota ASEAN memiliki kesetaraan dalam mengakses penanam modal dari luar kawasan?

ASEAN memiliki koordinasi untuk sektor-sektor investasi. Pemerintah setiap negara anggota juga mengupayakan menjadikan negaranya ramah terhadap investor. Memang, pada akhirnya, keputusan bagi si investor untuk memilih negara yang akan mereka beri modal.

Perkembangan yang terjadi sekarang ialah investor menanam modal di satu negara, setelah itu mereka juga menanam modal di negara tetangganya. Misalnya, penanam modal untuk industri otomotif di Thailand mulai melirik Laos untuk membuka industri yang sama atau turunan dari industri itu. Penanam modal melakukan diversifikasi basis produksi di Asia Tenggara.

Krisis di Myanmar merupakan pekerjaan besar yang harus diselesaikan oleh ASEAN. Banyak pihak mengritik langkah ASEAN yang mengutamakan konsensus sebagai terlalu bertele-tele dan tidak ada solusi langsung. Bagaimana menurut Anda?

Mudah sekali bagi kita untuk mengkritik, mengecam, ataupun mengeluhkan sesuatu. Kita harus melihat kembali setiap hal yang terjadi dan ASEAN telah melakukan banyak sekali usaha untuk membantu Myanmar. Pada April 2021 kita semua menyepakati Lima Poin Konsensus. Tahun lalu, konsensus tersebut juga telah diperdalam dengan berbagai rencana aksi penerapan.

Ada persoalan dalam adaptasi konsensus tersebut di lapangan Myanmar. Ini yang harus terus kita dorong penyelesaiannya. Sama seperti pembahasan COC Laut China Selatan, tidak ada solusi yang kebut-kebutan. Persoalan Myanmar ini sangat sensitif dan segala langkah yang ASEAN ambil harus menghindari risiko pertumpahan darah warga sipil.

Myanmar adalah negara berdaulat. Kembali kepada prinsip sentralitas ASEAN dan bahwa ASEAN itu penting, maka penyelesaian krisis Myanmar harus dipimpin sendiri oleh masyarakat Myanmar. Hanya bangsa Myanmar yang bisa menentukan arah negara mereka dan ASEAN bertindak sebagai fasilitator serta pemasti bantuan kemanusiaan tetap berjalan.

Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 juga melakukan usaha yang luar biasa. Selain berhubungan dengan junta militer Myanmar, Indonesia juga berhasil berhubungan dengan pihak oposisi. Mengajak semua pihak untuk duduk bersama ini adalah tantangan yang besar dan harus dilakukan secara bertahap. Kantor Urusan Myanmar ini menjadi penting keberadaannya karena terlepas utusan khusus Ketua ASEAN berganti, perkembangan situasi tetap dipantau dan ditangani secara berkelanjutan.

ASEAN meminta penyegeraan gencatan bersenjata di Myanmar. Jangan ada lagi korban jiwa. ASEAN mengimbau agar semua pihak, baik negara maupun organisasi, tidak menyuplai senjata ke Myanmar. Kembali ke dialog karena hanya dialog dan negosiasi yang bisa membangun komunitas.

AFPDalam foto yang diambil pada 9 Maret 2023 ini tampak anak-anak dari beberapa desa hadir di sebuah kelas di Desa Kone Tar, Namhsan yang berada di wilayah utara Negara Bagian Shan, Myanmar. Sekolah mereka sedang dibangun kembali setelah bentrokan dengan tentara Myanmar.

Apakah prinsip ini yang membuat ASEAN relevan?

Iya. ASEAN optimistis dengan masa depan karena meyakini solusi bagi berbagai persoalan di dunia adalah dengan mempromosikan kerja sama dengan berbagai mitra, bukan dengan mengisolasi pihak tertentu.Kita peraya dengan prinsip mengurangi ketegangan dan meningkatkan perwujudan agenda perekonomian. Kita percaya bahwa hanya dengan membangun komunikasi antarbangsa dan antarmasyarakat kepercayaan bisa diwujudkan.

Banyak pihak cenderung membandingkan ASEAN dengan organisasi lain, paling sering dengan Uni Eropa. Ini adalah dua organisasi yang berbeda dari sejarah pendirian maupun tujuan. Apabila dibandingkan, tidak akan adil ataupun tepat karena setiap organisasi kawasan memiliki ciri khas tersendiri.

Uni Eropa memiliki kesamaan politik luar negeri. Sebaliknya, ASEAN memiliki politik luar negeri maupun ideologi politik berbeda-beda di setiap anggotanya. ASEAN bersatu karena di luar dua hal itu, anggotanya memiliki kesamaan visi kesejahteraan bersama, kestabilan wilayah, dan ketidakberpihakan kepada kubu tertentu tanpa mengorbankan kemanusiaan universal.

Keanggotaan di ASEAN ini penting karena mayoritas negara-negara di Asia Tenggara adalah negara-negara kecil. ASEAN adalah pintu masuk untuk kerja sama global agar aspirasi negara-negara Asia Tenggara didengar oleh dunia.

Bagaimana dengan keanggotaan Timor Leste? Bisakah terwujud di tahun ini?

Timor Leste telah bergabung sebagai pengamat untuk setiap kegiatan ASEAN. Mereka sudah mengadopsi petunjuk dan standar yang ditetapkan oleh ASEAN. Perihal waktu pasti mereka resmi menjadi anggota ASEAN itu tergantung dari persiapan Timor Leste itu sendiri.

ASEAN sekarang berbeda dari ASEAN 20-30 tahun lalu. Dinamikanya cepat sekali. Ini kembali kepada cara Timor Leste mengikuti dinamika tersebut dan menuntaskan segala persyaratan untuk bergabung dengan ASEAN.

Sumber : Kompas

Related posts

Indonesia dan Maroko Diskusikan Sinergi Penerapan Fikih Mitigasi

Dirjen Lintas Agama Berbagi Praktik Baik Moderasi Beragama di ICROM 2024

Indonesia, Malaysia, dan Nigeria Teken MoU Kerja Sama Pengelolaan Wakaf