Covid-19 Naik Lagi di Mana-Mana, Malaysia-Singapura Juga

 Kasus Covid-19 yang dipicu oleh subvarian baru bernama Arcturus mengalami kenaikan di sejumlah negara. Tak hanya Indonesia, ini juga membuat “pusing” dua tetangganya, Malaysia dan Singapura.

Perlu diketahui, subvarian Omicron XBB.1.16 ini pertama kali diidentifikasi pada Januari dan telah dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 22 Maret. Sebuah penelitian yang dikutip The Independent menunjukkan Arcturus lebih menular hingga 1,2 kali lipat daripada subvarian terakhir.

Data Kementerian Kesehatan Malaysia terbaru mencatat jumlah kasus Covid-19 dikonfirmasi naik 87,5% dalam 14 hari hingga 8 April. Di mana rawat inap selama periode yang sama naik 30,5%.

Angka kematian akibat Covid-19 juta naik 25%. Per 8 April, jumlah kasus aktif secara nasional di Malaysia adalah lebih dari 13.000

Akibatnya, pakar kesehatan setempat kini “meneriakkan” kembali ke warga untuk menggunakan masker lagi. Asosiasi Rumah Sakit Swasta Malaysia menghimbau masyarakat untuk memakai masker wajah di tempat-tempat ramai dan menjaga jarak sosial guna mencegah penyebaran virus.

“Meskipun sistem perawatan kesehatan- baik publik maupun swasta- siap dan kompeten untuk mengelola peningkatan kasus lainnya, hal ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi publik untuk lalai dengan pencegahan penyakit secara pribadi,” kataPpresiden asosiasi Dr Kuljit Singh Senin, dikutip dari Channel News Asia (CNA) Selasa waktu setempat, dikutip Rabu (19/4/2023).

Singapura

Nasib yang sama juga terjadi di Singapura. Di mana kasus infeksi harian melonjak dari sekitar 1.400 sebulan yang lalu menjadi sekitar 4.000 kasus per hari pada pekan lalu.

Menteri Kesehatan Ong Ye Kung pada Jumat lalu menyebut sekitar 30% adalah kasus reinfeksi. Hal tersebut lebih tinggi dari proporsi 20% hingga 25% selama gelombang sebelumnya.

“Virus ini endemik, artinya selalu beredar di masyarakat. Dalam situasi seperti itu, yang mendorong gelombang lokal kita bukanlah infeksi impor, tetapi infeksi ulang dari individu yang ada di masyarakat,” kata Ong dikutip laman yang sama.

Meski jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit telah meningkat, dari 80 orang per hari pada bulan lalu menjadi 220 orang per hari saat ini, namun Menkes Ong mengatakan ini masih “jauh di bawah” angka selama puncak pandemi. Bahkan jauh lebih rendah daripada jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit untuk non-infeksi Covid.

Walau begitu, melihat situasi ini, beberapa perusahaan di Singapura telah mengambil tindakan pencegahan tambahan seperti meminta karyawan untuk kembali bekerja dari rumah (work from home/WFH). Salah satunya, Tate Anzur, yang memutuskan untuk menerapkan “pengaturan ulang kesehatan” minggu lalu guna memutus rantai infeksi.

Selama sebulan terakhir, hampir separuh karyawannya, sebanyak 21 dari total 50 orang mengambil cuti medis. Empat karyawan di antaranya dinyatakan positif Covid-19.

Untuk meminimalkan waktu transit dan di kantor, perusahaan mendorong anggota staf untuk bekerja dari rumah hingga akhir April. Ini dianggap lebih efektif dibanding kembali ke kantor dua hari seminggu.

“Kami berharap dengan perusahaan dan seluruh karyawan melakukan bagian kami, kami dapat memiliki tim yang sehat dan bersemangat untuk melakukan yang terbaik di tempat kerja terlepas dari meningkatnya jumlah kasus yang kita lihat saat ini,” kata pendiri perusahaan dan direktur pelaksana Yvonne Li, mengutip CNA.

Sumber : CNBC

Related posts

Indonesia dan Maroko Diskusikan Sinergi Penerapan Fikih Mitigasi

Dirjen Lintas Agama Berbagi Praktik Baik Moderasi Beragama di ICROM 2024

Indonesia, Malaysia, dan Nigeria Teken MoU Kerja Sama Pengelolaan Wakaf