Koferensi Ekonom se ASEAN Hasilkan 10 Butir Kesepakatan


Konferensi tahunan ke 46 Federasi Asosiasi Ekonom ASEAN (FAEA) menghasilkan 10 butir kesepakatan. Konferensi bertajuk Empowering Collaboration to Shape ASEAN Economic Sustainability ini digelar di The Alana Yogyakarta Hotel & Conventions Center.

Ketua Pelaksana FAEA Conference ke-46, Muhammad Edhie Purnawan mengatakan konferensi tersebut dihadiri oleh ekonom dari 7 negara anggota FAEA, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Kamboja.

“Pada pertemuan ini di bahasa beberapa hal, terutama pengaruh geopolitik, karena adanya perang dan juga kelompok-kelompok yang berseberangan. Kemudian juga kondisi geoekonomi akibat harga komoditas tidak stabil,” katanya di sela kegiatan.

Mereka juga membahas terkait bagaimana ASEAN connectivity ini harus diperkuat. Secara umum pertumbuhan ekonomi negara-negara FAEA masih stabil meskipun perlu mitigasi dampak global spillover. “Kami juga membahas digitalisasi keuangan terkait dengan QRIS Crossborder, dimana sekarang QRIS sudah bisa digunakan di Singapura,” katanya.

Wakil Ketua Pelaksana FAEA Conference ke-46, Irma Shantia Dewi mengungkapkan konferensi ini merupakan bentuk nyata kiprah para ekonom di ASEAN. Indonesia menjadi tuan rumah konferensi karena tahun 2023 ini banyak pertemuan ASEAN digelar di Indonesia. 

“Jadi konferensi FAEA ini menjadi bagian dari seluruh grand event ASEAN. Konferensi ini menjadi hal yang tidak terpisahkan, dan selama ini kolaborasi ASEAN sudah berjalan sangat baik,” katanya. 

Wakil Ketua Sie International Conference FAEA Conference ke-46, Fajar Harry Sampurno menerangkan pihaknya menerima sekitar 125 paper atau artikel ilmiah dari ekonom berbagai negara. Deklarasi FAEA ke-46 yang memuat 10 butir pernyataan bersama. Yang bunyinya sebagai berikut :

1. FAEA sangat menghargai penyelenggaraan konferensi ini oleh PP ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) sebagai anggota FAEA, dengan tema “Pemberdayaan Kolaborasi untuk Membentuk Keberlanjutan Ekonomi ASEAN”.

2. FAEA mengakui pentingnya kolaborasi antara ekonomi ASEAN dan mitra lainnya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, tangguh, dan inklusif di tengah tantangan global seperti pandemi, perubahan iklim, persaingan geo-ekonomi dan geo-politik.

3. FAEA mendukung keterlibatan inisiatif sektor swasta, universitas, organisasi penelitian, asosiasi, dan lembaga pemerintah untuk mempromosikan kemajuan praktik ekonomi yang berkelanjutan.

4. FAEA mendorong peningkatan konektivitas ASEAN melalui pengembangan infrastruktur fisik, digital, dan institusional, dan juga mendukung inisiatif Regional Payment Connectivity (RPC), Local Currency Transaction (LCT) dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk memperluas akses, peluang, dan pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif bagi masyarakat ASEAN, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM) dan sektor informal, serta pertukaran peneliti dan pendidik.

5. FAEA mendukung upaya untuk memperkuat integrasi ekonomi ASEAN melalui implementasi ASEAN Comprehensive Work Plan (ACWP) 2021-2025 dan inisiatif lainnya, seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), ASEAN Single Window (ASW), dan ASEAN Economic Community Blueprint 2025.

6. FAEA melihat pentingnya integrasi digital sebagai salah satu faktor kritis untuk mendorong ekonomi ASEAN bersaing lebih efektif, mengurangi kesenjangan digital, dan menciptakan kawasan ASEAN yang lebih inklusif.

7. FAEA mendorong produksi pangan yang berkelanjutan dan berkualitas serta perdagangan barang lintas negara ASEAN yang telah terkena dampak negatif dari krisis iklim. Oleh karena itu, FAEA berkomitmen untuk mempromosikan dan mengadvokasi kebijakan yang berorientasi pada lingkungan dan ketahanan pangan.

8. FAEA mendorong ekonom dan asosiasi ekonomi untuk melakukan studi kebijakan dan implementasi kebijakan ekonomi yang berhati-hati untuk mengurangi turbulensi yang berasal dari luar kawasan ASEAN.

9. FAEA mendorong eksplorasi ide dan kerjasama tentang kegiatan ekonomi yang saling melengkapi yang mempengaruhi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), rantai pasokan global, transformasi digital, dan penggunaan sumber energi terbarukan yang lebih luas.

10. FAEA mendorong memperdalam hubungan antar masyarakat ASEAN untuk membentuk pemahaman yang lebih kuat menuju penciptaan kolaborasi berbasis kepercayaan.

Sumber : Harian Jogja

Related posts

Indonesia dan Maroko Diskusikan Sinergi Penerapan Fikih Mitigasi

Dirjen Lintas Agama Berbagi Praktik Baik Moderasi Beragama di ICROM 2024

Indonesia, Malaysia, dan Nigeria Teken MoU Kerja Sama Pengelolaan Wakaf