KTT ASEAN Bali oleh APNI – SMM Semakin Dekat, Bahas Industri Nikel



Kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi  ASEAN terkait industri nikel yang diadakan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) bersama Shanghai Metal Market (SMM) waktunya semakin dekat. Kali ini kegiatan konferensi mengambil judul “ASEAN Nickel (Ni), Chromium (Cr), Manganese (Mn) & Stainless Steel Industry Chain Summit 2023 Bali”.

Menurut rencana acara konferensi ini akan diselenggrakan pada 28 – 29 November 2023 di Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali, Indonesia.

Berbagai latarbelakang mewarnai rencana konferensi tersebut, diantaranya kondisi fluktuasi harga nikel global cukup menarik perhatian beberapa tahun belakangan ini. Di akhir Maret 2022 harga nikel menyentuh angka US$100 ribu lebih per ton dan ini membuat panik dunia. Situasi ekstrem tersebut telah memicu restrukturisasi rantai industri nikel.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan sumber daya nikel terbesar di dunia telah berhasil memanfaatkan peluang ini dengan melaksanakan hilirisasi nikel. Bayangkan saja, dalam dua tahun terakhir, terjadi pertumbuhan eksplosif di sektor paduan dan peningkatan permintaan baja nirkarat (stainless steel) seri 300. Peningkatan konsumsi tersebut tentu telah mendorong peningkatan produksi intermediate nickel dan nikel primer lokal di Indonesia.

Saat  ini pertumbuhan pasar nikel dunia mengalami surplus sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan praktisi industri ini. Oleh sebab itu, perlu dilakukan dialog dan sharing yang lebih intensif lagi antara pelaku industri di China dan Indonesia agar timbul kesepahaman tentang masa depan dan arah pengembangan industri nikel, baik saat ini maupun yang akan datang.

Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey, mengatakan, APNI dan Shanghai Metals Market (SMM) mengupayakan terjadinya dialog industri nikel di China dan Indonesia. Tujuannya, agar para praktisi memahami arah perkembangan industri logam saat ini dan ke depan. Ditambah, satu isu hot lainnya adalah Indonesia Nickel Price Index (INPI) yang akan di-launching pada event ini.

“Kami akan mewadahinya dalam suatu event bertajuk ASEAN Nickel, Chromium, Manganese, and Stainless Steel Industry Chain Summit 2023, di Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali, 28-29 November 2023,” ujarnya.

Meidy menjelaskan, summit ini memiliki arti penting. Lebih dari 20 pembicara dengan beragam topik terkait Ni, Cr, Mg, dan baja nirkarat (stainless steel) akan menjadi topik pembicaraan yang hangat, di tambah lagi lebih dari 300 perwakilan dari seluruh dunia akan berpartisipasi dalam konferensi tingkat tinggi (summit) tersebut.

Adapun tema yang akan diangkat dalam diskusi ini diantaranya, tentang arah energi baru nikel dan sektor permintaan hilir dan prospek pasokan dan permintaan untuk baja tahan karat, nikel, kromium, dan mangan sepanjang tahun, yang akan secara detail membahas peningkatan pasokan yang signifikan dan penurunan permintaan baja tahan karat.

Kemudian perubahan mekanisme penetapan harga untuk nikel dan produk terkait di China, bahkan secara global akan menjadi bahasan yang menarik dengan para pemateri yang berpengalaman dalam industri baja tahan karat, nikel, kromium, dan mangan.

Sebagai pemilik cadangan nikel dan sepuluh besar teratas penghasil nikel dunia, tentu saja industri nikel Indonesia dan arah baru pengembangan baja nirkarat global akan menjadi pembahasan yang seksi bagi kalangan industri mineral logam saat ini. Dan, dampak energi tradisional dan energi baru pada pasar baja tahan karat nikel juga diperkirakan akan menjadi bahasan yang “hot” di antara para pemateri. 

Sumber : Nikel

Related posts

Indonesia dan Maroko Diskusikan Sinergi Penerapan Fikih Mitigasi

Dirjen Lintas Agama Berbagi Praktik Baik Moderasi Beragama di ICROM 2024

Indonesia, Malaysia, dan Nigeria Teken MoU Kerja Sama Pengelolaan Wakaf