ASEAN dan Kolaborasi Lebih Erat Di Setiap Tantangan



KBRI Singapura menyelenggarakan diskusi membahas tantangan keamanan di kawasan dengan tajuk “Managing Security Issues in ASEAN: Challenges and the Way Forward” di Bintan, Kepulauan Riau (24/11),. Diskusi yang dibuka oleh Duta Besar RI Singapura, Suryo Pratomo, dan Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen RI, Reda Manthovani, juga dihadiri oleh Ambassador-at-Large pada Kementerian Luar Negeri Singapura, Ong Keng Yong, dengan host pembicara Direktur Asia Tenggara, Kementerian Luar Negeri, Mirza Nurhidayat,. Diskusi dihadiri oleh perwakilan pemerintah, akademisi, lembaga think tank, dan perwakilan kedutaan asing baik di Singapura maupun di Jakarta.

Dalam pembukaan, Duta Besar RI menyampaikan dengan tantangan yang semakin kompleks diperlukan kolaborasi yang lebih erat di antara pemangku kepentingan baik di dalam negeri maupun di tingkat global. Sementara Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen secara khusus menyoroti kejahatan transnasional yang didukung oleh perkembangan teknologi menjadi semakin canggih dalam modus operandinya. Ong Keng Yong, menekankan agar negara-negara bisa menemukan cara baru untuk berkolaborasi dan perkembangan dunia memaksa pemerintah untuk bisa menemukan strategi baru dalam kolaborasi. Dosen Hubungan Internasional Universitas BINUS, Curie Maharani Savitri, membahas berbagai tantangan dan dimensi keamanan di kawasan yang dipicu oleh faktor eksternal maupun internal kawasan.

Sesi lanjutan yang dimoderatori Dosen Hubungan Internasional Universitas BINUS, Curie Maharani Savitri, melakukan pembahasan mengenai keamanan di ASEAN khususnya di bidang maritim. Dosen Hubungan Internasional, Universitas Indonesia, Ristian Atriandi Supriyanto, yang menekankan bahwa wilayah Asia Tenggara dihadapkan pada geografi maritim yang kompleks. Sedangkan Professor Kajian Keamanan, pada S. Rajaratnam School of Security Studies Rohan Gunaratna, menjelaskan dampak Perang Hamas – Israel terhadap kawasan. Perwakilan Badan Siber dan Sandi Negara, Taufik Nurhidayat memaparkan bagaimana tantangan bukan hanya dihadapi oleh lingkungan kawasan tetapi juga dalam domain siber.

Indonesia telah melakukan berbagai langkah baik di tingkat domestik maupun di tingkat global. Di tingkat domestik telah ada Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2023 mengenai Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber. Di kawasan, Indonesia merupakan Country Coordinator ASEAN-US tahun 2022-2024, dan BSSN merupakan co-chair ASEAN-US Cyber Policy Dialogue yang diselenggarakan secara virtual pada 1 Februari 2023.

Sumber : Kemlu

Related posts

Indonesia dan Maroko Diskusikan Sinergi Penerapan Fikih Mitigasi

Dirjen Lintas Agama Berbagi Praktik Baik Moderasi Beragama di ICROM 2024

Indonesia, Malaysia, dan Nigeria Teken MoU Kerja Sama Pengelolaan Wakaf