Berdasarkan laporan UOB bersama PwC dan Singapore Fintech Association (SFA), total pendanaan industri teknologi finansial (fintech) di Asia Tenggara sebesar US$1,3 miliar pada Januari-September 2023. Jumlah itu berasal dari 94 kesepakatan sepanjang periode tersebut.
Total pendanaan fintech di Asean tersebut mengalami penurunan hingga 74,5% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd). Nilainya pun setara 3% dari total pendanaan fintech global yang sebesar US$43,5 miliar. Managing Partner Quest Ventures James Tan mengatakan, penurunan tersebut tak lepas dari besarnya pendanaan yang telah diterima sektor fintech di Asean sepanjang tahun 2022. Selain itu, perusahaan modal ventura kini lebih mencermati fundamental fintech karena adanya perubahan kondisi makro.
Adapun, sebanyak 50% pendanaan lebih banyak dialokasikan untuk startup fintech tahap awal pada Januari-September 2023. Sementara, 42% pendanaan diberikan untuk startup fintech tahap lanjut. Menurut negaranya, fintech Singapura meraih pendanaan paling besar di Asia Tenggara dengan proporsi sebesar 59%.
Indonesia berada di posisi kedua dengan proporsi sebesar 27%. Proporsi pendanaan untuk fintech di Thailand sebesar 6%. Kemudian, proporsi pendanaan untuk fintech di Malaysia, Vietnam, dan Filipina berturut-turut sebesar 4%, 3%, dan 2%.
Sumber : Data Indonesia