Home » Di ASEAN, Orang Indonesia Paling Getol Pakai Internet

Di ASEAN, Orang Indonesia Paling Getol Pakai Internet

by Kevin Angkasa
28 views 3 minutes read

Internet telah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat Indonesia, terutama di era digital saat ini. Berbagai urusan mulai dari pekerjaan, hiburan, belanja, komunikasi, bisnis, hingga pendidikan kerap kali memerlukan internet.

Hal itu terlihat dari rata-rata durasi penggunaan internet di Indonesia yang selama 462 menit atau 7 jam 42 menit pada kuartal III-2022. Berdasarkan data We Are Social, meski durasi tersebut turun dibandingkan setahun sebelumnya yang selama 8 jam 36 menit per hari, penggunaan internet di Indonesia dinilai lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain di ASEAN.

Berdasarkan survei terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia periode 2022-2023 mencapai 215.626.156 pengguna dari total populasi Indonesia yang mencapai 275.773.901 jiwa. Jumlah tersebut tumbuh dibandingkan periode sebelumnya, yaitu 2021-2022 yang sebanyak 210.026.769 dengan total populasi sebesar 272.682.600 jiwa.

Sementara itu, dari tingkat penetrasi internet di Indonesia, saat ini telah mencapai 78,19%. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,17% dibandingkan 2021 yang sebesar 77,02%.

“Dari data yang ada, APJII melihat bahwa internet semakin merata dan menjadi kebutuhan utama masyarakat Indonesia,” kata Muhammad Arif, ketua umum APJII, di Jakarta, baru-baru ini.

Bahkan, lembaga International Telecommunication Union (ITU) menyebut hak untuk mendapatkan akses internet merupakan hak asasi yang harus dipenuhi. Internet juga telah digolongkan sebagai kebutuhan primer bagi umat manusia.

Direktur Eksekutif ICT Institute yang juga Anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Heru Sutadi mengatakan, karena internet telah menjadi kebutuhan primer, maka hak warga negara Indonesia untuk mendapat akses harus dipenuhi untuk mendukung berbagai kebutuhan masyarakat.

Menurut Heru, sebagai konsumen, masyarakat tidak memikirkan terkait infrastruktur seperti apa yang akan mereka gunakan, tetapi bagi mereka adalah avalability. Ketersediaan layanan internet, terjangkau dan memiliki kualitas yang bagus.

“Pertama itu, avalability. Jadi kita ini concern, yang terpenting tersedia internet di rumah saya. Terserah siapa pun yang membangun. Lalu, masalah kecepatan, kemudian juga banyak wilayah yang belum mendapatkan internet. Jadi yang penting bagi masyarakat atau konsumen adalah avalability,” kata Heru dalam diskusi virtual yang bertajuk “UGM Comparative Digital Policies: Memetakan Tantangan Infrastruktur Digital Indonesia”.

Berikutnya, lanjut Heru, affordability. Konsumen harus memiliki akses internet yang terjangkau. Jangan sampai, untuk mendapatkan layanan internet, masyarakat harus mengeluarkann biaya yang besar dan tidak terjangkau.

“Kita ingin membawa tarif dari penyelenggara telekomunikasi, tarif yang terjangkau. Jangan sampai tarif 100 Mbps, sebesar Rp 2 juta. Enggak mampu kantong kita. Rata-rata rumah tangga Indonesia, biaya tambahan untuk internet itu hanya Rp 150.000 sampai Rp 200.000,” ungkap Heru.

Sementara itu, menurut hasil survei Ipsos, seperti dikutip dari Dataindonesia.id, Indonesia menjadi negara yang masyarakatnya paling ketergantungan dengan internet. Ini lantaran 86% responden di dalam negeri menyatakan tidak bisa membayangkan hidup tanpa internet.

Posisinya diikuti India dengan 84% responden di negara tersebut yang tidak bisa hidup tanpa internet. Kemudian, responden di Afrika Selatan dan Israel yang mengaku tak bisa hidup tanpa internet sama-sama sebesar 83%. Responden di Singapura, Tiongkok, dan Korea Selatan yang tak bisa hidup tanpa internet masing-masing sebesar 82%.

Adapun, persentasenya di Arab Saudi sebesar 81%. Sebagai informasi, survei Ipsos melibatkan 48.579 responden dewasa yang tersebar di 50 negara di wilayah Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia. Survei diselenggarakan secara daring pada periode 23 September – 14 November 2022.

Lebih jauh, berdasarkan data dari We Are Social, Google menjadi laman situs internet favorit warga Indonesia. Terdapat 2,02 miliar kunjungan ke mesin pencari tersebut setiap bulannya sejak Desember 2021 hingga November 2022. Posisinya diikuti Youtube dengan rata-rata kunjungan sebanyak 833 juta kali per bulan.

Kemudian, Facebook memiliki rata-rata 487 juta kunjungan per bulan. Instagram telah dikunjungi sebanyak 215 juta kali setiap bulannya. Sedangkan jumlah kunjungan Twitter terpantau sebanyak 192 juta kali per bulan. Whatsapp memiliki jumlah kunjungan sebanyak 191 juta kali per bulan.

Sumber : ID

You may also like