Ramai Angka Kelahiran di Asia Timur Turun, Ternyata di ASEAN Sama Saja

Tak hanya negara-negara di Asia Timur yang mengalami penurunan angka kelahiran. Rupanya wilayah ASEAN termasuk Indonesia angka kelahirannya juga turun. Menurut data World Population Prospects, angka kelahiran anak di Asia Tenggara menurun dalam 30 tahun terakhir. Penurunan paling signifikan terjadi di Laos di mana pada tahun 1990, angka kelahiran di sana masih berada di level 6,08 namun pada tahun 2022 menjadi 2,45.

Dengan kata lain, angka kelahiran anak di Laos sudah turun sebanyak 59,77 persen dalam periode 1990-2022. Penurunan ini juga terjadi di negara-negara Asia Tenggara lain termasuk Indonesia. Di negara kita, angka kelahiran anak turun sebesar 30, 51 persen.

Meskipun begitu, penurunan angka kelahiran anak di Indonesia rupanya masih yang terendah dibandingkan negara ASEAN lainnya. Dengan kata lain, masih banyak anak-anak Indonesia yang lahir setiap tahunnya.

Berikut rincian persentase penurunan angka kelahiran di ASEAN selama periode 1990-2022:
Laos: turun 59,77%
Kamboja: turun 58,86 %
Timor Leste: turun 47,56%
Malaysia: turun 47,04%
Brunei Darussalam: turun 46,38 turun
Vietnam: turun 46,02%
Singapura: turun 42,36%
Myanmar: turun 39,97%
Filipina: turun 37,38%
Thailand: turun 36,96%
Indonesia: turun 30,51%
Melihat hal ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menilai Indonesia tidak akan mengalami resesi seks seperti halnya yang ditakutkan China, Jepang, dan Korea Selatan.

Resesi seks terjadi karena angka pernikahan rendah sehingga kelahiran anak di suatu negara juga turun. Adapun faktor yang mendorong resesi seks adalah perubahan gaya hidup di mana orang lebih tertarik berkarir dan tak ingin memiliki anak karena biaya hidup yang mahal.

“Di Indonesia, dalam satu tahun yang lahir hampir 4,8 juta (anak). Jadi jauh dari resesi seks, kalau diterjemahkan sebagai penurunan atau ketidakinginan punya anak,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo seperti dikutip dari Antara awal tahun ini.

Hasto memaparkan bahwa orang Indonesia cenderung menikah dan mendapatkan keturunan. Lebih lanjut, Hasto juga menjelaskan bahwa rata-rata seorang perempuan Indonesia akan melahirkan anak perempuan sehingga dapat dikatakan, tidak akan terjadi penurunan angka kelahiran drastis seperti di Jepang dan Korea Selatan.

“Saya juga pastikan bahwa rata-rata satu perempuan (di Indonesia) masih melahirkan satu anak perempuan juga. Jadi tidak perlu khawatir untuk terjadi resesi dari sisi reproduksi,” dia menambahkan.

Sumber : Detik Travel

Related posts

Indonesia dan Maroko Diskusikan Sinergi Penerapan Fikih Mitigasi

Dirjen Lintas Agama Berbagi Praktik Baik Moderasi Beragama di ICROM 2024

Indonesia, Malaysia, dan Nigeria Teken MoU Kerja Sama Pengelolaan Wakaf