Pertemuan multilateral Menhan Prabowo dan sejumlah menhan dari negara-negara ASEAN dengan Menhan AS Lloyd James Austin III menunjukkan ASEAN menempati posisi penting bagi AS. Untuk itu, kondusivitas kawasan perlu dijaga
Baru-baru ini, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd J. Austin III bertemu dengan sejumlah menteri pertahanan dari negara-negara di kawasan ASEAN di Singapura. Menhan Prabowo Subianto juga turut hadir di kesempatan itu. Pertemuan itu membuktikan ASEAN menempati posisi yang penting bagi AS.
Lewat pertemuan itu, menurut pandangan pengajar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, yang dihubungi dari Jakarta, Sabtu (3/6/2023), ASEAN diharapkan melakukan dukungan langsung ataupun tidak langsung kepada AS. Setidaknya, pengamanan laut dan selat strategis di kawasan Asia Tenggara.
”ASEAN harus menegaskan bahwa tidak akan masuk ke dalam aliansi militer mana pun. Meski demikian, ASEAN tetap menghargai komitmen anggotanya untuk mempertahankan kerja sama pertahanan dan keamanan yang sudah berlangsung selama ini secara bilateral di negara lain,” katanya.
Pada Jumat (2/6/2023), Menhan Prabowo Subianto menjadi salah satu dari sejumlah menteri pertahanan dari negara-negara ASEAN yang mengadakan pertemuan multilateral dengan Menhan AS Lloyd James Austin III di sela-sela acara International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue ke-20, Singapura.
Pertemuan itu membahas perlunya kerja sama multilateral dalam memelihara stabilitas dan keamanan di kawasan, terutama yang dirumuskan dalam Pandangan ASEAN terhadap Indo-Pasifik atau AOIP dan Strategi Indo-Pasifik Amerika Serikat.
ASEAN dan AS pada November 2022 di Kamboja telah resmi meningkatkan kerja sama dari kemitraan strategis menjadi kemitraan strategis komprehensif. Peningkatan kerja sama itu diharapkan dapat menjadi solusi dari berbagai persoalan dan tantangan dunia, seperti stabilitas keamanan di kawasan, ancaman krisis iklim dan lingkungan, krisis kesehatan, dan ancaman krisis keuangan.
Di sela-sela kegiatan itu, Prabowo menyampaikan, keinginannya agar kerja sama pertahanan antara ASEAN dan AS dapat berlanjut, semakin lebih baik dan selaras. ”Saya kira ini pertemuan yang baik, dan hingga saat ini kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Amerika Serikat. Kami berharap dapat melanjutkan kerja sama yang baik ini,” ujar Prabowo dalam keterangan pers tertulis di Singapura, Jumat (2/6/2023).
Adapun kegiatan International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue merupakan agenda rutin sejak 2002. Memasuki tahun ke-20, Dialog Shangri-La di Singapura berlangsung sejak 2-4 Juni 2023.
Dialog Shangri-La menjadi wadah bagi pejabat tinggi negara-negara untuk membahas berbagai persoalan bidang pertahanan di kawasan. Di pertemuan itu juga hadir Menteri Pertahanan China Li Shangfu, Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen, dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles.
Menjaga kondusivitas kawasan
Menurut Teuku, agar kerja sama pertahanan antara ASEAN dan AS berjalan baik, negara-negara ASEAN perlu menjaga kondusivitas kawasan Asia Tenggara. Hal ini mengingat hubungan China dan AS di kawasan Indo pasifik yang menghangat sehingga berpotensi memecah belah negara-negara ASEAN.
Untuk itu, ASEAN harus mampu menjaga keamanan dan stabilitas wilayahnya meskipun beberapa negara anggota ASEAN juga turut terlibat perseteruan dengan China di wilayah Laut China Selatan.Baca juga: ASEAN, Pandangan Indo-Pasifik, dan Upaya Mendamaikan Kawasan
Menurut Teuku, hal tersebut perlu direspons ASEAN dengan menegaskan konsistensinya terhadap komitmen pada zona damai, kebebasan dan netralitas (ZOPFAN) serta kawasan bebas nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).Indonesia, lanjutnya, dalam hal ini tetap mempertahankan posisi non-blok. Prinsip diplomasi bebas aktif yang Indonesia terapkan juga harus berkualitas. ”Sebab, AS membutuhkan Indonesia dalam menjaga stabilitas dan mengawal zona eksklusif,” kata Teuku.
Source: kompas