Home » Profil Negeri Laos yang Memegang Estafet Keketuaan ASEAN 2024

Profil Negeri Laos yang Memegang Estafet Keketuaan ASEAN 2024

by Diah Harum
79 views 2 minutes read


Baru-baru ini, Pemerintah Republik Indonesia menyalurkan bantuan senilai Rp 6,5 miliar kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024, khususnya pada ASEAN Finance Process.

Hibah disalurkan melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesian AID Program.

“Dukungan ini tidak hanya menunjukkan komitmen kerja sama yang erat antara pemerintah Indonesia dan Laos, namun juga menekankan bagaimana pentingnya melanjutkan kemitraan,” ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam keterangan resmi pada Kamis, 4 April 2024.

Ia mengatakan hibah tersebut ditujukan untuk memberikan bantuan teknis kepada para official Kementerian Keuangan Laos dalam mempersiapkan agenda penyelenggaraan pertemuan ASEAN 2024.

Sejumlah agenda itu di antaranya kegiatan sharing session, peningkatan kapasitas, dan penyelenggaraan pertemuan. Menurut dia, kolaborasi antara kedua negara merupakan hal konkret dan berdampak di kawasan ASEAN dengan melibatkan negara-negara anggota lainnya.

Profil Negara Laos

Laos, sebuah negara yang terkurung daratan di Asia Tenggara bagian timur laut-tengah. Negara ini terdiri dari bagian yang berbentuk bulat tak beraturan di bagian utara yang menyempit menjadi wilayah seperti semenanjung yang membentang ke arah tenggara. Secara keseluruhan, negara ini membentang sekitar 650 mil atau 1.050 km dari barat laut ke tenggara. Ibukotanya adalah Vientiane. dalam bahasa Laos yakni Viangchan, yang terletak di Sungai Mekong di bagian utara negara ini.

Lanskap Laos yang secara geologis beragam, dengan pegunungan berhutan, dataran tinggi dan dataran rendah, mendukung populasi yang sama beragamnya yang sebagian besar disatukan melalui pertanian, terutama penanaman padi. Interaksi – terkadang bermusuhan, terkadang ramah – dengan kerajaan-kerajaan tetangga Khmer (Kamboja), Siam (Thailand), dan Myanmar (Burma) antara abad ke-5 hingga pertengahan abad ke-19 secara tidak langsung mengilhami Laos dengan elemen-elemen budaya India, termasuk agama Buddha, agama yang kini dianut sebagian besar penduduknya.

Baik pengetahuan Buddha maupun Hindu telah membentuk seni visual, pertunjukan, dan sastra di negara ini. Namun, banyak penduduk asli dan minoritas di lereng dataran tinggi terpencil dan daerah pegunungan, telah mempertahankan tradisi ritual dan artistik khas mereka sendiri.

Penjajahan oleh Prancis dari akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20 menanamkan unsur budaya Eropa ke dalam Laos, yang semakin kuat ketika negara ini terlibat dalam Perang Dunia II dan perang Indocina, serta perang saudara di paruh kedua abad ke-20. Dipandu oleh ideologi Marxis-Leninis, Laos muncul dari kekacauan pada tahun 1975 sebagai negara komunis

Perekonomian Laos terutama adalah pertanian dan sejak akhir abad ke-20 masih sangat bergantung pada bantuan dan investasi asing. Gangguan selama periode perang saudara (akhir 1950-an hingga 1975) dan kebijakan ekonomi pada tahun-tahun awal Republik Demokratik Rakyat Laos-terutama upaya untuk mengolektifkan pertanian-mengakibatkan stagnasi ekonomi di negara ini. Namun, pada tahun 1980, pemerintah mulai menerapkan kebijakan pembangunan yang lebih pragmatis, dan pada tahun 1986 pemerintah memperkenalkan reformasi yang berorientasi pada pasar.

Sejak saat itu, perusahaan-perusahaan swasta dan pemerintah Laos beroperasi secara berdampingan, dan investasi asing pun didorong. Sejumlah lembaga swadaya masyarakat, termasuk beberapa dari Amerika Serikat, telah membantu pemerintah, terutama di bidang pembangunan pedesaan dan kesehatan masyarakat.

Sumber: tempo.co

You may also like