Lonjakan harga tembaga atau copper tidak hanya dinikmati oleh pengusaha. Negara juga panen duit dari penerimaan negara Bea Keluar (BK).
Data Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan BK dari ekspor tembaga menembus Rp 1,131 triliun pada April 2024. Tak tanggung-tanggung, penerimaan sebesar itu melonjak 50.000% dibandingkan periode yang sama April 2023 yang hanya Rp 2,26 miliar.
Pendapatan BK dari ekspor tembaga juga naik 4% dibandingkan Maret 2024. Yang menarik pendapatan BK disumbang oleh dua perusahaan yakni PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Pendapatan BK dari ekspor tembaga bahkan menyumbang 70% dari total pendapatan BK pada April 2024. Kondisi ini tidak biasa mengingat BK biasanya disumbang dari sawit dan turunannya.
Namun, karena harga minyak sawit mentah (CPO) tengah melandai maka kontribusinya tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
Kontribusi besar tembaga untuk pendapatan negara tak bisa lepas dari lonjakan harga tembaga.
Harga tembaga kontrak 3 bulan pada 23 Mei 2024 tercatat US$ 10.419 per ton atau sekitar Rp 166,6 juta/ton. Harganya sudah terbang 21% sepanjang tahun ini. Pada akhir April 2024, harganya ada di kisaran 10.417 per ton. Harga tembaga saat ini adalah yang tertinggi sejak Februari 2022 atau lebih dari dua tahun lalu.
Lonjakan harga batu bara juga mendongkrak nilai eksponya.Â
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor bijih tembaga dan tembaga barang daripadanya mencapai US$ 1,08 miliar pada Januari-April 2024 atau sekitar Rp 17,2 triliun. Nilai tersebut melesat 39% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
Nilai ekspor selama April 2024 mencapai US$ 247,42 juta atau sekitar Rp 4 triliun. Nilanya naik 40% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.