Home » Negara Agraris, Nyatanya Harga Pangan di RI Tertinggi Se-ASEAN

Negara Agraris, Nyatanya Harga Pangan di RI Tertinggi Se-ASEAN

by Ajij Putra
651 views 2 minutes read

Kenaikan harga pangan dari waktu ke waktu, bahkan sering melonjak tinggi di saat-saat tertentu, menjadi sangat ironi di Indonesia yang diklaim sebagai negara agraris.

Julukan negeri gemah ripah pun seolah cuma jadi slogan belaka. Di banyak daerah, masyarakat masih sulit mendapatkan makanan seimbang atau makanan sehat.

Hal ini tercermin dari laporan Harian Kompas baru-baru ini. Setali tiga uang, nasib petani di Indonesia juga memprihatinkan.

Masalah klasik petani yang terus berulang seperti pupuk yang acapkali sulit didapat hingga harga komoditas yang anjlok saat panen.

Di sisi lain, kebijakan impor pangan juga masih saja menghiasi pemberitaan nasional.

Laporan Badan Pangan Dunia atau FAO juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki harga pangan bergizi tertinggi dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Harga tertinggi ini bukan berdasarkan nominal harga pangan, namun memperhitungkan daya beli masyarakatnya. Sederhananya, kemampuan masyarakat membeli pangan yang sehat tidak mencukupi dari penghasilannya.

Dengan memperhitungkan faktor paritas daya beli (purchasing power parity/PPP), harga pangan bergizi di Indonesia mencapai angka 4,47 dollar AS sekitar Rp 69.000 perhari. Ini lebih tinggi ketimbang antara lain Thailand (4,3 dollar AS), Filipina (4,1 dollar AS), Vietnam (4 dollar AS), dan Malaysia (3,5 dollar AS).

Masih berdasarkan riset, biaya yang perlu dikeluarkan orang Indonesia untuk membeli makan bergizi seimbang adalah sebesar Rp 22.126 per hari atau Rp 663.791 per bulan.

Harga Harga tersebut berdasar standar komposisi gizi Healthy Diet Basket (HDB), yang juga digunakan Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO). Dengan biaya sebesar itu, ada 68 persen atau 183,7 juta orang Indonesia yang tidak mampu memenuhi biaya tersebut.

Hitungan lain yang digunakan dalam analisis ini adalah standar Bank Dunia yang menetapkan pengeluaran untuk bahan pangan maksimal 52 persen dari pengeluaran total keluarga.

Untuk menentukan jumlah bahan pangan bergizi seimbang, analisis ini menggunakan aplikasi kalkulator biaya pangan yang dikembangkan oleh tim riset Food Prices for Nutrition dari Tufts University Amerika Serikat.

Gizi seimbang artinya menu dengan porsi seimbang antara makanan pokok (sumber karbohidrat), lauk pauk (sumber protein dan lemak), sayuran dan buah, serta air minum.

Sementara itu daerah dengan persentase penduduk yang tidak bisa mengakses makanan sehat tertinggi adalah NTT sebesar 78 persen, Maluku Utara 70 persen, Sulawesi Barat 69 persen, dan Maluku 68 persen.

Sumber: Ajnn.Net

You may also like