Home » Indonesia Diharapkan Jadi Motor Ekonomi Kawasan ASEAN

Indonesia Diharapkan Jadi Motor Ekonomi Kawasan ASEAN

by Elang Pratam
71 views 2 minutes read

 Jakarta – Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin negara Asia Tenggara atau Konferensi Tingkat Tinggi Association of Southeast Asian Nations (KTT ASEAN) atau ASEAN Summit pada Mei 2023 mendatang. Sebagai Ketua KTT ASEAN 2023, Indonesia dinilai berpotensi menjadi motor ekonomi kawasan Asia Tenggara. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi utama untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan memperkuat daya saing ASEAN.

Dalam sebuah acara Asian Insights Forum (AIF) dengan tema “Indonesia’s Pivotal Role to ASEAN Economy” yang dihelat Bank DBS pada Rabu, (15/3), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto mengatakan, tahun 2022 Indonesia mesti bersyukur karena ekonomi tumbuh 5,3 persen. Angka itu merupakan capaian tertinggi di wilayah ASEAN bila dibandingkan dengan Singapura yang tumbuh 3,65 persen dan Thailand dengan 2,59 persen. Dengan probabilitas resesi Indonesia yang terendah 3 persen atau 97 persen relatif aman dari resesi.

“Indonesia telah menetapkan 16 priority economy deliverables yang terbagi dalam tiga strategic focus, yaitu recovery rebuildingdigital economy, dan sustainability untuk mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi,” kata Airlangga pada acara yang juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Republik Indonesia 2013-2014 Chatib Basri, Executive Director of Indonesian Political Indicator Burhanudin Muhtadi, serta Chief Economist and Managing Director DBS Bank Taimur Baig, dan President Director PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong.

Lim Chu Chong berharap, acara ini dapat berkontribusi positif terhadap kebangkitan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat. Ia mengatakan, ASEAN memiliki total Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 3,3 triliun dollar AS pada 2021. Angka ini menjadikan ASEAN berada di posisi kelima di antara negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat, Cina, Jepang, hingga Jerman.

“Pada 2022, pertumbuhan PDB riil ASEAN memperlihatkan iklim ekonomi yang cukup menggeliat, yakni menyentuh 5,2 persen Chong.

Sementara itu, Chief Economist and Managing Director DBS Bank Taimur Baig menilik potensi ekonomi Indonesia di kawasan dan global, Menurutnya, sistem finansial, perbankan, perekonomian, dan rendahnya ketergantungan pada perdagangan global secara komprehensif membuat ekonomi [Indonesia] lebih tangguh.

“Oleh karena itu, di saat kita resah akan prospek global, kami yakin Indonesia mampu menunjukkan perbedaannya dalam skala global karena memiliki tingkat ketahanannya sendiri di sisi ekonomi makro dan keuangan. Menjadi ketua ASEAN membantu memantapkan sistem perdagangan sesuai rule-based (rule-based system,” kata Baig.

Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar kesepuluh di dunia berdasarkan paritas daya beli  atau purchasing power parity (PPP) dan termasuk 20 besar dunia dalam nominal PDB. Hal itu adalah indikasi bahwa Indonesia memiliki pengaruh besar di panggung internasional. Mencermati peran Indonesia di ASEAN, Chatib Basri mengatakan, secara global, posisi Indonesia masih berjalan baik.

“Menurut International Monetary Fund (IMF), Indonesia masih akan tumbuh 4,6 persen pada 2023 dan ini masih jauh lebih baik daripada negara Asia lainnya. Ini disebabkan oleh good policy respons pemerintah,” kata Chatib.

Sementara itu, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, setelah keberhasilan Indonesia dalam menyelenggarakan G20 di Bali yang meraup investasi senilai Rp 125 triliun, perhelatan KTT ASEAN diharapkan turut memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di sisi lain, hilirisasi industri dan proses digitalisasi sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan digitalisasi, pemerintah bisa melakukan efisiensi sampai dengan 30 persen.

Sumber : Pajak

You may also like