Home » Biometric Payment Sebagai Sistem Pembayaran ASEAN Menuju Ekonomi Yang Lebih Integratif

Biometric Payment Sebagai Sistem Pembayaran ASEAN Menuju Ekonomi Yang Lebih Integratif

by Maharani Putri
83 views 3 minutes read

Di era digital ini, teknologi terus berkembang dengan pesat. Salah satu teknologi yang mulai banyak digunakan dalam sistem pembayaran adalah Biometric Payment. 

Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi dengan menggunakan data biometrik mereka, seperti sidik jari atau wajah, sebagai tanda pengenal yang unik dan tidak dapat dipalsukan. Hal ini membuat Biometric Payment semakin populer di ASEAN sebagai solusi untuk memperkuat keamanan dan kemudahan transaksi.

Sistem pembayaran ASEAN yang semakin terintegrasi menjadi sangat penting dalam memperkuat kerja sama ekonomi di kawasan. Bank Indonesia dan bank sentral negara-negara ASEAN lainnya telah bekerja sama dalam meningkatkan konektivitas sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN. Dengan menggunakan teknologi Biometric Payment, ASEAN dapat menuju ke arah ekonomi yang lebih integratif dan memperkuat kerja sama di kawasan.

Teknologi Biometric Payment memberikan banyak manfaat bagi pengguna dan penyedia layanan. Keamanan transaksi menjadi lebih terjamin, karena data biometrik yang digunakan sebagai tanda pengenal sangat sulit untuk dipalsukan. Selain itu, Biometric Payment juga memudahkan proses transaksi, karena tidak memerlukan kartu atau uang tunai. Cukup dengan menggunakan sidik jari atau wajah, transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

Salah satu negara ASEAN yang mulai menerapkan Biometric Payment adalah Singapura. Pemerintah Singapura meluncurkan program National Digital Identity (NDI) pada tahun 2018, yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan NDI mereka sebagai tanda pengenal dalam melakukan transaksi. Dalam program ini, pengguna dapat memilih untuk menggunakan sidik jari, wajah, atau bahkan suara sebagai tanda pengenal mereka.

Selain Singapura, negara-negara ASEAN lainnya juga mulai mengadopsi teknologi Biometric Payment. Indonesia, misalnya, sedang mengembangkan sistem pembayaran berbasis biometrik melalui program Kartu Indonesia Sehat. Dalam program ini, data biometrik digunakan sebagai tanda pengenal untuk membayar biaya kesehatan.

Penerapan Biometric Payment di ASEAN juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan adalah terkait dengan privasi dan keamanan data. Data biometrik pengguna sangat sensitif, dan perlu dijaga dengan ketat agar tidak disalahgunakan. Oleh karena itu, Bank Indonesia dan bank sentral negara-negara ASEAN lainnya perlu mengembangkan kebijakan yang ketat terkait dengan penggunaan data biometrik.

Selain itu, Biometric Payment juga memerlukan infrastruktur teknologi yang memadai. Hal ini menjadi tantangan bagi negara-negara ASEAN yang masih memiliki infrastruktur teknologi yang kurang memadai. Oleh karena itu, Bank Indonesia dan bank sentral negara-negara ASEAN lainnya perlu bekerja sama dalam meningkatkan infrastruktur teknologi di kawasan.

Dalam era digital ini, sistem pembayaran yang aman dan efisien sangat penting bagi perkembangan ekonomi ASEAN yang lebih integratif. Biometric Payment dapat menjadi solusi yang menarik dan inovatif untuk mengatasi tantangan tersebut. Dengan keamanan dan kemudahan yang ditawarkan oleh Biometric Payment, diharapkan sistem pembayaran ASEAN dapat semakin terintegrasi dan mendukung perkembangan ekonomi di kawasan.

Tentunya, penerapan Biometric Payment sebagai sistem pembayaran ASEAN tidak dapat dilakukan secara instan. Dibutuhkan kerja sama antara Bank Indonesia, bank sentral negara-negara ASEAN lainnya, serta pihak-pihak terkait lainnya dalam membangun infrastruktur teknologi yang memadai, serta pengembangan kebijakan yang ketat terkait dengan privasi dan keamanan data biometrik pengguna. 

Dalam hal ini, Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, sehingga sistem pembayaran ASEAN dapat semakin terintegrasi dan memperkuat kerja sama ekonomi di kawasan.

Dalam kesimpulannya, penerapan teknologi Biometric Payment sebagai sistem pembayaran ASEAN menuju ekonomi yang lebih integratif merupakan suatu langkah yang menarik dan inovatif. 

Teknologi ini memiliki potensi untuk meningkatkan keamanan dan kemudahan dalam transaksi, serta memperkuat konektivitas sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN. Namun, perlu diingat bahwa pengembangan teknologi ini harus diimbangi dengan kebijakan yang ketat terkait dengan privasi dan keamanan data biometrik pengguna, serta infrastruktur teknologi yang memadai. 

Dengan kerja sama dan inovasi yang terus dilakukan oleh Bank Indonesia, bank sentral negara-negara ASEAN lainnya, serta pihak-pihak terkait lainnya, diharapkan sistem pembayaran ASEAN dapat semakin terintegrasi dan mendukung perkembangan ekonomi di kawasan.

Sumber : Kompasiana

You may also like