Home » Safrizal ZA: Pertemuan Tahunan ASEAN Smart City Network Dihadiri 10 Negara

Safrizal ZA: Pertemuan Tahunan ASEAN Smart City Network Dihadiri 10 Negara

by Guritno Ningsih
63 views 2 minutes read

Para delegasi dari perwakilan 10 negara anggota ASEAN direncakan akan menghadiri Puncak Pertemuan Tahunan Keenam ASEAN Smart City Network (ASCN) di Bali, Rabu-Kamis (12-13/7/2023).

Kegiatan itu membahas  permasalahan perkotaan, mulai transportasi, hunian, pelestarian lingkungan, hingga ketenteraman dan ketertiban masyarakat yang kerap menjadi masalah klasik di kota-kota saat ini.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA mengatakan, kegiatan tersebut bakal dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendgari) Muhammad Tito Karnavian yang akan menyampaikan sambutan pembuka. 

“Setelah Pak Tito menyampaikan welcome remarks, disusul remarks oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Dr. Kao Kim Hourn. Kemudian pembukaan oleh saya dan Lim Chze Cheen dari Sekretariat ASEAN,” kata Safrizal ZA selaku National Representative (NR) ASCN Indonesia yang merupakan Chairman 2023 di Jakarta, Senin (10/7/2023).

Safrizal menjelaskan, kegiatan Annual Meeting ASCN 2023 ini akan dihadiri delegasi dari 10 negara anggota ASEAN.

Di antaranya ASCN National Representatives (NRs), Chief Smart City Officers (CSCOs), pejabat pendamping Sekretariat Jenderal ASEAN, serta berbagai instansi pemerintah dan sektor swasta dari mitra eksternal ASEAN. 

Secara substantif, turut pula diisi oleh pembicara lain yakni Ngy Chanphal dari Kamboja, kemudian perwakilan dari Access Partnership yang mengupas mengenai Development of ASEAN Smart City Investment Toolkit dan sebagainya. 

“Indonesia mengajak anggota ASCN untuk berkolaborasi mewujudkan kota cerdas yang berkelanjutan dan memiliki ciri khas kota cerdas ASEAN yang memenuhi kebutuhan warganya,” ujar Safrizal. 

Safrizal mengatakan, di Indonesia terdapat beberapa daerah yang telah menjadi percontohan dalam ajang ASCN.

Daerah tersebut yakni DKI Jakarta, Kota Makassar, dan Kabupaten Banyuwangi.

Ia menambahkan, inti pembangunan perkotaan cerdas di Indonesia tidak melulu berorientasi pada pemutakhiran teknologi dan digitalisasi.

Melainkan hal itu menyasar pada penerapan pengelolaan perkotaan yang berfokus pada peningkatan kemampuan pemerintah untuk dapat memahami persoalan masyarakat, memberikan solusi, serta kemudahan. 

“Pembangunan perkotaan cerdas juga tidak harus mencontoh daerah/negara lain, karena setiap wilayah mempunyai tantangan dan karakteristik yang berbeda.

Pemanfaatan digitalisasi bersifat sebagai supporting system dan pendorong untuk mempercepat langkah-langkah yang harus diambil oleh pemerintah, di mana pandemi Covid-19 telah memberikan pengalaman berharga betapa pentingnya transformasi digital,” tambah Safrizal.

Safrizal juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan kota cerdas sesuai tujuan utama ASCN.

Tujuan tersebut yakni meningkatkan kehidupan warga perkotaan ASEAN, mengingat peluang dan tantangan yang ditimbulkan oleh urbanisasi serta digitalisasi yang cepat.

Menurutnya, upaya itu dapat dicapai dengan lebih berfokus pada berbagai isu lebih spesifik yang berkembang di sektor perkotaan, seperti pemberdayaan UMKM, pengurangan emisi karbon, pembangunan berkelanjutan, transportasi terpadu, dan kemudahan berusaha.

“Sebagai keramahtamahan negara kita selaku tuan rumah, pada 13 Juli nanti seluruh delegasi akan diajak ke Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali.

Desa adat ini dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia, memiliki hutan bambu yang jadi pelindung desa. Dan dapat menjadi salah satu percontohan smart village berbasis kearifan lokal,” tandas Safrizal.

Sebagai informasi, ASCN didirikan pada 8 Juli 2018 di Singapura.

Forum tersebut digagas sebagai platform kerja sama bagi kota-kota dari sepuluh negara anggota ASEAN dalam mewujudkan pembangunan perkotaan yang cerdas dan berkelanjutan dengan menggunakan teknologi sebagai pendukung.

Sumber: Tribun News

You may also like