Home » Press Briefing Menlu RI Kunjungan Presiden RI ke San Fransisco

Press Briefing Menlu RI Kunjungan Presiden RI ke San Fransisco

by Ratih Wening
12 views 7 minutes read


Presiden Republik Indonesia baru saja menyelesaikan rangkaian acara kunjungan ke San Fransisco. Beberapa kegiatan yang dijalankan Presiden selama di San Fransisco, antara lain:

  • Menghadiri KTT APEC
  • Menghadiri IPEF Leaders’ Summit
  • Menjadi pembicara di APEC CEO Summit
  • Menghadiri peluncuran ASEAN Caucus Day
  • Menyampaikan policy speech di Stanford University
  • Pertemuan bilateral dengan Peru
  • Pertemuan trilateral dengan PNG dan Fiji, dan
  • 1-on-1 meeting dengan CEO ExxonMobil dan CEO Vale

KTT APEC dibagi dalam dua sesi:

  • Sesi 1, membahas isu iklim, sustainability dan transisi energi berkeadilan.
  • Sesi 2, membahas pembangunan ekonomi yang inklusif dan tangguh.

Pada sesi I, Presiden antara lain menyampaikan bahwa kemajuan kerja sama dalam konteks perubahan iklim masih sangat terbatas. Oleh karena itu, APEC harus memfokuskan pada 3 hal:

Pertama, mewujudkan transisi energi berkeadilan.

APEC perlu mendorong kolaborasi yang setara dan saling menguntungkan, sejalan dengan dokumen Bangkok mengenai BCG Economy dan Prinsip Transisi Energi yang adil.

Dalam kaitan ini, Presiden sampaikan bahwa Indonesia telah meluncurkan kolaborasi pengembangan Ekosistem EV antara pemerintah, BUMN, dan swasta. ASEAN juga telah menyepakati pengembangan ekosistem EV regional tahun ini.

Kedua, memastikan setiap ekonomi memiliki akses pada teknologi hijau, yang terjangkau, berkelanjutan, dan modern. Untuk itu diperlukan transfer teknologi, pengembangan kapasitas, dan akses terhadap mineral kritis.

APEC harus mendorong kerja sama untuk menjamin kelancaran rantai pasok, termasuk investasi pengembangan mineral kritis. Presiden juga menyampaikan Indonesia ingin jalin kerja sama investasi pengelolaan cadangan nikel untuk ekosistem baterai EV guna memastikan energi bersih tersedia bagi semua, sesuai prinsip no one left behind.

Ketiga, mendorong mekanisme pembiayaan inovatif. Untuk itu diperlukan dukungan dari swasta dan lembaga keuangan internasional. Presiden mengusulkan agar skema Just Energy Transition Partnership (JETP) dapat diperluas jangkauannya.

Di akhir pidato Presiden menyerukan agar seluruh anggota APEC bersatu dan berkolaborasi, menjembatani perbedaan dan ketimpangan pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik.

Sementara itu dalam Sesi II, mengawali pernyataannya, Bapak Presiden mengajak para pemimpin APEC untuk sejenak memikirkan masyarakat di Gaza. Jangankan berbicara mengenai hak pembangunan, hak mereka untuk hidup saja, tidak dihormati.

Oleh karena itu, Presiden mendesak para Pemimpin APEC untuk mengambil tindakan, menghentikan perang, segera mulai gencatan sejata, dan membantu agar bantuan kemanusiaan yang diperlukan untuk hidup masyarakat dapat menjangkau masyarakat di Gaza.

Di dalam Sesi II, Presiden juga menyampaikan tiga poin terkait upaya membangun ekonomi inklusif dan tangguh:

Pertama, pentingnya semangat kolaborasi.

Kebersamaan dan strategic trust diperlukan untuk mewujudkan Visi APEC 2040 dan mempertahankan relevansi APEC.

Kedua, pentingnya ketangguhan rantai pasok global.

Ketahanan ekonomi kawasan harus diperkuat dengan mengurangi ketergantungan rantai pasok global pada negara tertentu. Negara berkembang harus berperan dalam rantai pasok global, termasuk melalui hilirisasi yang penting untuk lompatan pembangunan.

Ketiga, pentingnya pemanfaatan teknologi digital di kawasan.

APEC harus bekerja sama menjembatani kesenjangan digital melalui sinergi kebijakan dan penguatan infrastruktur. Integrasi UMKM ke dalam ekosistem digital sangat penting untuk memperkuat ketahanan UMKM sebagai penopang ekonomi. Presiden menyampaikan Indonesia mentargetkan digitalisasi 30 juta UMKM di tahun 2024.

Rekan-rekan media yang saya hormati,

Di IPEF Leaders Summit, Bapak Presiden menyampaikan pidato dengan poin-poin sebagai berikut:

Indonesia terbuka bekerja sama dengan siapa pun atas dasar prinsip saling menguntungkan. Itulah mengapa Indonesia berpartisipasi dalam IPEF. Saling memahami kebutuhan nasional, terutama negara berkembang, adalah kunci kerja sama yang baik. IPEF ini adalah Indo-Pacific Economic Framework. Kesuksesan IPEF akan sangat tergantung bagaimana para pihak merasa saling diuntungkan.

Presiden menekankan pentingnya kerja sama konkret di pilar-pilar yang jadi prioritas IPEF yaitu ekonomi hijau, perdagangan dan investasi, transisi energi, dan penguatan rantai pasok mineral kritis.

Presiden menyambut baik penandatanganan perjanjian untuk pilar II mengenai rantai pasok, juga penyelesaian substantif perundingan pilar III mengenai ekonomi bersih, dan pilar IV mengenai ekonomi adil. Indonesia berkomitmen selesaikan perundingan pilar I pada tahun 2024.

Sementara itu, di APEC CEO Summit, Bapak Presiden menyampaikan Indonesia memiliki potensi besar dan merupakan pilihan yang tepat untuk berinvestasi.

Presiden mengundang sektor swasta berinvestasi di Indonesia di sektor-sektor prioritas.

Prioritas pertama di sektor hilirisasi industri.

Sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia dan mineral kritis lainnya, Indonesia sedang membangun ekosistem EV terintegrasi. Indonesia mentargetkan produksi 600 ribu mobil listrik di 2030 yang akan dimulai tahun depan. Beragam insentif dan fasilitas telah disiapkan untuk investasi di sektor ini.

Yang kedua adalah di sektor transisi energi.

Presiden menyampaikan bahwa Indonesia punya potensi energi hijau yang luar biasa dan tengah membangun 30 ribu hektar green industrial park.

Yang Ketiga adalah potensi atau kesempatan untuk berinvestasi dalam pembangunan Ibukota Nusantara yang didesain sebagai kota pintar berbasis hutan dan alam, yang 70% areanya meliputi area hijau dan 80% transportasi publik berbasis energi hijau.

Rekan-rekan media yang saya hormati,

Kegiatan Bapak Presiden lainnya adalah menghadiri peluncuran ASEAN Caucus Day yang diadakan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN – ABAC).

Di dalam pidato, Bapak Presiden menyampaikan bahwa ASEAN memiliki modalitas kuat sebagai pusat pertumbuhan sehingga pembentukan Kaukus ASEAN di ABAC sangatlah relevan. Kaukus ini penting untuk memperkuat sentralitas ASEAN di ABAC dan juga di forum APEC,  serta menjembatani kolaborasi antara ASEAN dan APEC.

Bapak Presiden menyampaikan 3 hal yang perlu jadi prioritas Kaukus ASEAN.

Pertama, percepatan transisi energi.

Kaukus ASEAN harus dapat memperkuat inisiatif ASEAN untuk menjadi global hub industri kendaraan listrik dan komitmen Indonesia kembangkan ekosistem EV.

Presiden menggarisbawahi peran penting Indo-Pacific Impact Fund dalam hal ini.

Kedua, percepatan pencapaian netralitas karbon.

Kaukus ASEAN perlu mendukung implementasi ASEAN Strategy for Carbon Neutrality dan target Indonesia mencapai net zero emission pada tahun 2060.

Ketiga, perluasan pembayaran digital lintas batas.

Kaukus ASEAN perlu mendukung upaya ASEAN memperluas dan mempercepat implementasi pembayaran digital lintas-batas melalui kerja sama dengan lembaga keuangan dan perbankan.

Dan di akhir pidato Presiden mengajak Kaukus ASEAN untuk berkolaborasi menjaga kepentingan ekonomi ASEAN di APEC.

Rekan-rekan media yang saya hormati,

Dalam policy speech di Stanford University, Bapak Presiden menegaskan kembali komitmen Indonesia mengatasi perubahan iklim. Indonesia telah kurangi emisi sebesar 91,5 juta ton di tahun 2022. Presiden juga menyampaikan laju deforestasi ditekan hingga 104 ribu hektar; kawasan hutan direhabilitasi seluas 77 ribu hektar; hutan bakau direstorasi seluas 34 ribu hektar.

Presiden menyampaikan bahwa negara berkembang memerlukan dukungan pendanaan dan transfer teknologi. Pendanaan iklim harus lebih konstruktif, bukan dalam bentuk hutang yang akan hanya akan menambah beban.

Presiden juga menyampaikan Indonesia memiliki potensi energi hijau yang sangat besar, lebih dari 3.600 GW. PLTS tengah dibangun di berbagai kota, termasuk di IKN yang berkonsep smart forest city. Presiden menyambut baik kemitraan antara OIKN dengan Stanford University di bidang pengembangan penelitian dan inovasi berkelanjutan.

Beliau menegaskan bahwa kolaborasi adalah keniscayaan untuk memerangi perubahan iklim. Di akhir pidato, Presiden menegaskan bahwa upaya mengatasi perubahan iklim harus dilakukan dengan cepat, tidak dapat dilakukan secara pelan-pelan.

Rekan-rekan media,

Pertemuan KTT APEC menghasilkan Deklarasi APEC Leaders’ 2023 Golden Gate Declaration Creating a Resilient and Sustainable Future For All. Deklarasi ini sepenuhnya membahas mengenai kesepakatan kerja sama ekonomi dalam konteks APEC.

Kerja sama yang dibahas di dalam Deklarasi menyangkut pemberdayaan UMKM, menjembatani kesenjangan digital, komitmen mengatasi perubahan iklim, dan upaya mendorong energi terbarukan.

Selain Deklarasi, tuan rumah juga mengeluarkan Chair’s Statement yang merefleksikan situasi diskusi yang terkait geopolitik. Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam telah menyampaikan di dalam pertemuan united messages (pesan yang satu) yang dihasilkan oleh KTT Luar Biasa OKI- Liga Arab di Riyadh 11 November 2023.

Rekan-rekan,

Guna lebih memberikan gambaran yang disampaikan oleh ketiga negara tersebut, maka Indonesia Malaysia dan Brunei mengeluarkan Statement Bersama yang intinya menekankan:

  • Pentingnya segera dilakukan humanitarian truce menuju ke gencatan senjata;
  • Pentingnya unhindered humanitarian assistance; dan menekankan
  • Pentingnya penyelesaian damai berdasarkan two state solution, sesuai dengan parameter internasional yang sudah disepakati.

Rekan-rekan,

Selain pertemuan-pertemuan tersebut, Bapak Presiden juga melakukan pertemuan bilateral dan pertemuan dengan kalangan swasta.

Dengan Presiden Peru, dibahas mengenai rencana pembentukan Kemitraan Ekonomi Komprehensif RI-Peru melalui pembentukan perjanjian perdagangan bebas.

Sementara di dalam pertemuan trilateral dengan PM Fiji dan PM PNG, Presiden menyampaikan apresiasi atas komitmen Fiji dan PNG dalam mendukung kedaulatan Indonesia.

Presiden menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat kemitraan dan kerja sama konkret dengan MSG dan PIF, dan menjadikan kawasan Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.

Untuk Pertemuan 1-on-1 meeting dengan ExxonMobil, dibahas rencana kerja sama ExxonMobil dengan Pertamina dan Kemenkomarves untuk pembangunan kilang petrokimia dan carbon capture storage terbesar di Asia Tenggara. Presiden juga mengundang ExxonMobil untuk investasi di sektor energi baru dan terbarukan lainnya serta pembangunan infrastruktur hijau di IKN.

Sementara 1-on-1 meeting dengan Vale, Presiden sambut baik divestasi Vale sebesar 14% kepada MIND ID, yang penting untuk mendukung hilirisasi nikel. Presiden juga mengundang Vale untuk semakin memperkuat mendukung transisi energi di Indonesia.

Rekan-rekan

Demikian rangkaian kegiatan Bapak Presiden dalam kunjungan ke San Fransisco.

Dari San Fransisco, Bapak Presiden akan kembali ke tanah air dan Insyaallah akan tiba di Jakarta pada tanggal 19 November dini hari.

Sumber : Kemlu

You may also like