Home » Investasi di China Tidak Aman, Perusahaan AS Alihkan Pusat Eksapnsi ke Vietnam

Investasi di China Tidak Aman, Perusahaan AS Alihkan Pusat Eksapnsi ke Vietnam

by Rara Utama
68 views 1 minutes read

HANOI. Vietnam kini menjadi target baru bagi perusahaan Amerika Serikat (AS) untuk ekspansi investasi, beralih dari China seiring ketegangan tensi geopolitik. SpaceX, Netflix dan Boeing adalah beberapa dari perusahaan yang bergabung dalam misi bisnis terbesar menjadikan Vietnam sebagai hub baru.  Lebih dari 50 perusahaan, termasuk perusahaan pertahanan, farmasi dan teknologi, akan berpartisipasi dalam misi yang diselenggarakan oleh Dewan Bisnis AS-ASEAN yang merupakan sebuah badan industri, menurut daftar yang dilihat oleh Reuters. Delegasi tersebut merupakan tanda meningkatnya minat di pusat manufaktur global, yang mendapat manfaat dari peralihan dari China di tengah gesekan perdagangan China-AS.

Vietnam memiliki  populasi 100 juta jiwa, juga memiliki pasar konsumen yang berkembang pesat seiring berkembangnya kelas menengahnya. “Ini adalah misi terbesar yang pernah ada di Vietnam,” kata Vu Tu Thanh, perwakilan Dewan Bisnis AS-ASEAN di negara tersebut. Ia menyatakan bahwa badan tersebut telah menyelenggarakan acara ini selama tiga dekade. Raksasa streaming Netflix yang dilaporkan Reuters bulan lalu berencana membuka kantor di Vietnam. Namun, Netflix tidak menanggapi permintaan komentar. “Produsen kedirgantaraan Boeing, Lockheed Martin, dan Bell akan mengadakan pertemuan dengan perusahaan pengadaan pertahanan milik negara Vietnam. Ini pertama kalinya dalam sekitar satu dekade perusahaan keamanan memutuskan untuk bergabung dengan misi tahunan ke Vietnam,” kata Thanh.  Pada bulan Desember, perusahaan yang sama mengadakan pembicaraan dengan pejabat pemerintah Vietnam tentang kemungkinan penjualan helikopter dan drone. Lantaran negara tersebut mencari pemasok baru dan konflik Ukraina membebani kemampuan Rusia, yang selama beberapa dekade menjadi mitra militer utama Vietnam.

“Helikopter adalah salah satu hal yang ingin dijual oleh perusahaan ke Vietnam. Walaupun kesepakatan pertahanan membutuhkan waktu untuk diselesaikan dan tidak ada terobosan segera yang diharapkan,” kata Thanh.

Sumber : Kontan

You may also like