Home » Pertemuan Petinggi Negara ASEAN di Tengah Tensi Ketengangan AS-China hingga Isu Myanmar

Pertemuan Petinggi Negara ASEAN di Tengah Tensi Ketengangan AS-China hingga Isu Myanmar

by Sarah Rimbo
85 views 1 minutes read



Liputan6.com, Jakarta – Para pemimpin negara-negara anggota ASEAN sudah melakukan pertemuan puncak pada Selasa (5/9) di Jakarta. Kelompok negara di kawasan Asia Tenggara ini berupaya untuk merespons dengan cepat segala isu, seperti krisis di tengah meningkatnya ketegangan AS-Tiongkok dan sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Berbicara pada upacara pembukaan, Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo, ketua blok tersebut tahun ini, mengatakan bahwa tantangan masa depan “semakin berat” di tengah ketegangan geopolitik di seluruh dunia.

“Tetapi ASEAN telah sepakat untuk tidak menjadi wakil kekuatan mana pun, dan bekerja sama dengan siapa pun demi perdamaian dan kemakmuran,” tegas Jokowi.

“Kita tidak seharusnya menjadikan kapal kita (ASEAN) sebagai arena persaingan yang saling merusak.”

Pembicaraan selama tiga hari tersebut menampilkan serangkaian pertemuan tingkat tinggi termasuk KTT Asia Timur, yang dihadiri oleh lebih banyak pemimpin dari kekuatan regional seperti Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Pertemuan tersebut juga menyoroti debut diplomatik Perdana Menteri baru Kamboja Hun Manet, yang bulan lalu menggantikan ayahnya, Hun Sen.

Namun Presiden AS Joe Biden melewatkan pertemuan tersebut, meskipun ia akan menghadiri KTT G20 di India akhir pekan ini yang diikuti dengan kunjungan kenegaraan ke Vietnam. Washington malah mengutus Wakil Presiden Kamala Harris untuk menghadiri sesi terkait ASEAN.

“Sayangnya, platform ASEAN bukan lagi satu-satunya yang berperan dan kekuatan pertemuannya tidak sekuat sebelumnya, karena kelompok-kelompok minilateral dan forum-forum lain memberikan peluang serupa,” kata Sharon Seah, peneliti senior di think tank yang berbasis di Singapura, dikutip dari laman Nikkei Asia, Minggu (10/9/2023).

Ketidakhadiran Biden menimbulkan pertanyaan atas keterlibatan Washington di kawasan ini, sementara China meningkatkan pengaruhnya sebagai investor besar dalam proyek-proyek infrastruktur.

Source : Liputan 6

You may also like