Home » Masyarakat Ekonomi Digital ASEAN 2045

Masyarakat Ekonomi Digital ASEAN 2045

by Cindy Kemala
24 views 4 minutes read

Dari 100 besar topik yang paling banyak dicari dan diperbicangkan belakangan ini, seluruhnya terkait dengan satu kata: digital! Segala yang Anda pikirkan, lihat, katakan, dan lakukan, pasti sedikit banyak ada kaitannya dengan digital. Digital telah mengisi setiap sudut hidup kita.

Salah satu isu penting di antara 125 pasal dalam Pernyataan Ketua ASEAN adalah Pasal 60 yang menyebutkan,”…dengan tujuan mencapai transformasi digital yang inklusif menuju Masyarakat Ekonomi Digital ASEAN 2045.” Pernyataan ini disampaikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang telah digelar pada tanggal 9-11 Mei lalu. KTT berikutnya dijadwalkan pada 5-7 September 2023.

Kenapa ASEAN perlu membangun Masyarakat Ekonomi Digital ASEAN 2045?

Pertama, mari luangkan waktu sejenak untuk merenungkan makna penting KTT ASEAN dalam upaya menetapkan visi ASEAN. Pada 2003, ASEAN sepakat mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2020, yang kemudian dipercepat menjadi 2015. Pada 2011, ASEAN memutuskan untuk mewujudkan integrasi Asia Timur-nya dengan membentuk Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang mencakup 10 negara anggota ASEAN serta lima negara mitra dagang dan investasi utamanya.

Jika digabungkan, 15 negara anggota RCEP tersebut mewakili sepertiga dari populasi dunia. Negara-negara anggota RCEP juga berkontribusi terhadap 30% pendapatan domestik bruto (GDP) global, 27% perdagangan dunia, dan 30% investasi asing langsung (FDI) global, menjadikannya sebagai blok ekonomi yang tangguh dengan pengaruh yang semakin kuat dalam perekonomian global.

Kedua, mari kita mencoba memahami alasan di balik pembentukan Masyarakat Digital ASEAN 2045. ASEAN memiliki sejarah panjang kolonialisme dan imperialisme yang berlangsung sejak akhir abad ke-17 dan berlanjut hingga abad ke-20. Meskipun sudah merdeka, banyak negara di Asia yang sampai saat masih menghadapi dampak kolonialisme dan imperialisme yang berkepanjangan, seperti kesenjangan ekonomi, ketidakstabilan politik, dan konflik sosial. Dengan sejarah panjang kolonialisme dan imperialisme ini, sangat penting untuk menjaga ASEAN sebagai “kawasan damai” yang tidak berpihak dan merdeka secara politik dan ekonomi.

Dengan becermin pada masa lalu, negara-negara ASEAN dapat lebih mampu mengatasi tantangan di masa sekarang dan mewujudkan masa depan yang lebih adil dan sejahtera untuk semua. ASEAN akan mampu mengatasi tantangan yang sedang dihadapi dan berupaya mewujudkan masa depan yang adil dan makmur bagi semua melalui pembentukan Masyarakat Digital ASEAN 2045.

Ketiga, ketegangan geopolitik saat ini yang diperkirakan semakin meningkat telah mengubah dunia menuju paradigma multipolar karena dominasi hegemonik telah mengakibatkan pembangunan yang tidak berkelanjutan. Perubahan ini menciptakan peluang dan momentum bagi negara-negara kekuatan ekonomi menengah yang sedang naik daun, seperti Brasil, Korea Selatan, Afrika Selatan, dan Asia Tenggara, untuk mengambil sikap dan memainkan peran yang lebih besar dalam komunitas global yang multipolar dan semakin dinamis.

Pengaruh Ekonomi dan Politik
Meningkatnya kekuatan negara-negara ekonomi menengah ini tidak bisa diremehkan, karena globalisasi mengarah pada menguatnya hubungan antar-negara-negara middle-power dan meningkatnya jalur perdagangan bilateral dengan negara-negara tersebut (Siddiqui, 2021). Sangat penting bagi negara-negara ini untuk memanfaatkan pengaruh ekonomi dan politik mereka yang makin kuat guna mendorong kerja sama dan kolaborasi yang lebih luas dengan masyarakat internasional. Kebangkitan negara-negara middle-power membawa potensi untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan berkelanjutan serta pertumbuhan yang inklusif.

Dengan mempertimbangkan tiga alasan tersebut, relevansi ASEAN secara politik dan ekonomi tidak dapat dianggap remeh, terutama mengingat populasi di kawasan ini yang muda dan dinamis.

Menggenjot inovasi digital dengan tetap menekankan pengembangan modal manusia yang utama, termasuk inklusivitas bagi kaum perempuan, pemuda, dan para penyandang disabilitas–seperti diuraikan dalam ASEAN Inklusif bagi Perempuan, Anak, dan Penyandang Disabilitas–akan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan relevansi ASEAN dalam ekonomi global.

Inovasi digital tidak hanya akan mengubah cara kita bekerja, juga cara hidup dan sistem perekonomian secara keseluruhan. Selama beberapa dekade terakhir, teknologi digital telah meningkatkan konektivitas, sistem keuangan, dan akses terhadap perdagangan dan layanan publik. Perubahan ini telah mengubah fokus dalam perdagangan barang dan jasa, dari semula “apa yang diperdagangkan” menjadi “bagaimana cara memperdagangkannya”.

Ekonomi digital berkembang pesat dan pandemi Covid-19 telah mempercepat proses transformasi digital. Perdagangan digital yang mencakup pembayaran digital dan jasa pengiriman layanan digital mencapai US$ 4,9 triliun pada 2021 dan diperkirakan akan mencapai lebih dari US$ 10 triliun pada 2030. Di ASEAN, perdagangan digital diperkirakan akan tumbuh menjadi US$ 360 miliar pada 2025 dan US$ 1 triliun pada 2030. Nilai perdagangan ini menyumbang 10% dari pasar perdagangan digital global pada 2030 (Statista, 2022).

Meningkatnya inovasi digital dapat terlihat dari percepatan pertumbuhan e-commerce, pembayaran digital, dan munculnya model-model bisnis baru yang mengubah sistem ekonomi secara keseluruhan. Teknologi digital dan inovasi digital bukan hanya sebuah tren, juga merupakan perubahan fundamental yang akan terus membentuk hidup kita selama puluhan tahun ke depan. Melalui upaya-upaya ini, ASEAN dapat sepenuhnya mewujudkan potensi ekonomi digital dan menciptakan peluang-peluang baru untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan di kawasan.

Selain itu, meningkatnya penerapan otomatisasi, penggunaan kecerdasan buatan (AI), dan berbagai teknologi canggih lainnya juga mengubah jenis pekerjaan, sehingga memberi peluang kerja baru dan meningkatkan produktivitas karena teknologi tersebut mampu bekerja lebih cepat dengan presisi dan akurasi yang lebih baik yang pada akhirnya mengurangi biaya produksi dan operasional. Laporan PwC pada 2017 memperkirakan bahwa penggunaan otomatisasi dan AI akan meningkat pada 2030 dan akan berkontribusi sekitar US$ 15,7 triliun terhadap perekonomian global.

Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 akan menjadi momen penting bagi kawasan ini karena akan menetapkan nada dan arah masa depan ASEAN. Dengan menegaskan kembali sentralitas ASEAN dan mempersiapkan diri menyongsong inovasi digital menuju Masyarakat Ekonomi Digital ASEAN 2045, ASEAN dapat melangkah menuju masa depan yang lebih sejahtera dan tangguh.

Sumber : Berita Satu

You may also like